Kamis, 13 Desember 2012

Kuliah Perdana

Perkuliahan Akademi Komunitas Negeri Mataram sudah dimulai sejak tanggal 19 Nopember 2012 yang Kuliah Perdananya di buka langsung oleh Bapak Gubernur Nusa Tenggara Barat yang di Wakili Oleh Bapak Kadis Pariwisata Provinsi NTB; Drs. Lalu Gita Ariyadi, M.Si.

Adapun Mahasiswa dan Mahasiswi yang aktif mengikuti perkuliahan sampai saat ini berjumlah 155 orang.
90 Orang untuk Jurusan Hotel dan Restoran (dibagi menjadi 3 kelas)
30 Orang untuk Jurusan Agrowisata
35 Orang untuk Jurusan Usaha Perjalanan Wisata

Materi - Materi Perkuliahan pada Semester Ganjil (I) yang didapatkan untuk Jurusan Hotel dan Restoran
1. Kewirausahaan
2. Bahasa Inggris
3. Pengantar Akomodasi Perhotelan
4. Tata Hidangan
5. Tata Graha dan Binatu
6. Tata Boga
7. Etika Profesi
8. Kantor Depan Hotel
9. Komputer

Materi - Materi Perkuliahan pada Semester Ganjil (I) yang didapatkan untuk Jurusan Agrowisata
1. Kewirausahaan
2. Bahasa Inggris
3. Agrowisata
4. Pengolahan Hasil Agrowisata
5. Agrotour Guiding Technic
6. Pengolahan Atraksi hasil Agrowisata
7. Etika Profesi
8. Sanitasi dan Keamanan Pangan
 9. Komputer

Materi - Materi Perkuliahan pada Semester Ganjil (I) yang didapatkan untuk Jurusan Usaha Perjalanan Wisata
1. Kewirausahaan
2. Bahasa Inggris
3. Geografi Penerbangan Dunia
4. Tarif & Dokumen Pasasi
5. Teknik Memandu Wisata
6. Tata Operasi Darat
7. Etika Profesi
8. Perencanaan & Operasi Perjalanan Wisata
9. Komputer

Senin, 15 Oktober 2012

Pengumuman Pengarahan

PENGUMUMAN !

KEPADA SEMUA CALON MAHASISWA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI MATARAM DIHARAPKAN UNTUK DATANG PADA;

HARI           : RABU, 17 OKTOBER 2012;
PUKUL       : 16.00 WITA
TEMPAT     : SEKRETARIAT AKADEMI KOMUNITAS ( KAMPUS SMKPP NEGERI MATARAM )

UNTUK PENGARAHAN DARI KOORDINATOR AKADEMI KOMUNITAS NEGERI MATARAM


                                                                 TTD


KOORDINATOR AKADEMI KOMUNITAS NEGERI MATARAM

Senin, 17 September 2012

Penerimaan Mahasiswa Baru


Menerima Pendaftaran Mahasiswa Baru Tahun Akademik :


Syarat Pendaftaran :
1. Mengisi Formulir dan menyerahkan formulir pendaftaran
2. Menyerahkan fotocopy ijazah ( SMA, SMK, MA, dan Paket C Sederajat )
3. Meyerahkan pas photo terbaru ukuran 3x4 cm sebanyak 3 lembar dan ukuran 2x3cm sebanyak 3 lembar
4. Membayar uang Pendaftaran Rp. 50.000

Waktu dan tempat pendaftaran :
1. Pendaftaran dilaksanakan mulai tanggal 17 September s.d 30 september 2012
2. Tempat pendaftaran di Kampus SMKPP Negeri Mataram
     Jln. TGH. Lopan no. X, Labuapi - Lombok Barat

Anda bisa Download Formulir Pendaftaran disini


Contact Person :
1. Drs. H. Musta'in, SS. MM , Hp : 081 917 444 483
2. Sugiarta, S.Pi. M.Pd , Hp : 081 757 886 95
3. I Nyoman Ciptayasa, SP , Hp : 081 805 722 396
4. Ir. Heru Purwoto , Hp 081 836 4325
5. Lalu Iswadi Athar, S.Pd , Hp : 081 805 253 244

Rabu, 12 September 2012

Pemerintah Harus Dirikan Akademi Komunitas

JAKARTA (Suara Karya): Rancangan Undang-Undang Pendidikan Tinggi (UU Dikti) yang baru disahkan DPR pada 13 Juli lalu, memerintahkan pemerintah untuk mendirikan Akademi Komunitas (Community College). Lembaga itu adalah lembaga pendidikan tinggi jenjang D-1 dan D-2 yang dirancang fleksibel, baik dari sisi kurikulum, program studi, dan waktu perkuliahannya.

"Dalam Akademi Komunitas ini nantinya program studi disusun sesuai dengan sumber daya dan potensi lokal masing-masing daerah. Konsepnya seperti apa, sudah kita buat. Tinggal disesuaikan dengan masing-masing daerah saja," kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Djoko Santoso kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (17/7) terkait dengan UU Dikti.

Dijelaskan, Akademi Komunitas tidak hanya bisa didirikan oleh pemerintah, tetapi juga kalangan swasta. Pemerintah sendiri, tahun ini akan mendirikan 20 Akademi Komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Pada tahap awal ini, Akademi Komunitas akan dititipkan di beberapa perguruan tinggi negeri (PTN). Karena tenaga pengajarnya diambil dari dosen yang terkait dengan program studinya," ujarnya.

Jadwal perkuliahan, lanjut Djoko, diatur sangat fleksibel. Mahasiswanya bisa cuti di setiap semesternya untuk bekerja. "Boleh kuliah satu semester dulu, kemudian cuti untuk bekerja. Kalau punya uang, kuliah lagi. Proses perkuliahannya sangat fleksibel, karena yang penting dia harus bekerja sesuai dengan jurusannya," papar Djoko.

Pendirian Akademi Komunitas, Djoko mengatakan, dimaksudkan untuk menjamin perluasan akses bagi anak bangsa yang ingin menikmati pendidikan tinggi, sejalan dengan peningkatan mutu sumber daya tenaga kerjanya.

"Lulusan perguruan tinggi kita masih sangat kecil, baru 20 persen. Akademi Komunitas merupakan salah satu cara bagaimana anak bangsa ini bisa meningkatkan kualitas pendidikannya, tanpa kehilangan kesempatan kerja," katanya.

Tentang keluhan perguruan tinggi yang kesulitan membuka program studi prodi baru, Djoko mengakui, pihaknya memang menunda sejumlah prodi baru karena tengah dilakukan pembinaan prodi yang ada. Sebab ada sekitar 4.000 prodi yang belum mendapat akreditasinya.

"Jika satu prodi belum terakreditasi, perguruan tinggi tidak bisa mengeluarkan ijazah. Itu sebabnya pendirian prodi baru masih tertahan," ucapnya.

Namun, lanjut Djoko, dengan adanya UU Dikti, maka setiap perguruan tinggi baru akan mendapatkan akreditasi secara otomatis baik untuk penyelenggaraan institusi maupun program studi. Akreditasi ini diperoleh pada saat memperoleh izin penyelenggaraan.

Sumber : Suara Karya Online

Akademi Komunitas, Alternatif Pendidikan Kaum Muda di Daerah

Sebagai awal pemerintah rencananya mendirikan 20 AK percontohan di beberapa kota. Namun di satu sisi, rencana ini juga banyak dipertanyakan.

Mulai 2012, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan merintis pendirian Akademi Komunitas (AK) di daerah-daerah, untuk pengembangan di jalur pendidikan vokasi atau kejuruan.
Sebagai awal, pada tahun ini pemerintah rencananya mendirikan 20 AK percontohan di beberapa kota. Diharapkan nantinya AK ada di setiap kota/kabupaten secara bertahap membuka jenjang program setingkat diploma satu dan dua.
Mendikbud M. Nuh menyatakan, daerah yang menjadi lokasi berdirinya AK dipilih berdasarkan empat parameter atau kriteria. Pertama, pertimbangan wilayah dengan populasi penduduk tinggi. Hal tersebut ditujukan untuk menghindari pertumbuhan pengangguran muda. "Jika para pemuda memiliki keterampilan, maka mereka akan jadi sumber tenaga kerja," katanya, pada Senin (27/8).
Kedua, AK akan dibangun terutama di kantong-kantong penyedia tenaga kerja yang biasanya mencari pekerjaan di luar negeri (TKI). Ketiga, di wilayah yang sumber daya alamnya belum dikelola dengan baik misalnya daerah pesisir dan perbatasan.
Kriteria terakhir, pendirian AK akan diintegrasikan dengan kebutuhan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso menambah, tujuan pendirian AK juga untuk menekan kesenjangan di antara pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan masyarakat setempat. Pendirian AK disesuaikan dengan kebutuhan wilayah, seperti program studi agro, otomotif, atau perhotelan.
Pengamat pendidikan Darmaningtyas mengatakan, AK perlu diapresiasi. "Lembaga pendidikan ini baik untuk pengembangan pendidikan dalam negeri. Dengan pola pengajaran pelatihan, tapi dengan biaya lebih terjangkau. Dan akan ada di setiap daerah," tuturnya.
Dipertanyakan
Namun, inisiasi Kemdikbud yang praktis memperluas akses pendidikan tinggi ini ditanggapi beberapa pihak secara negatif. Tidak sedikit tokoh pendidikan Indonesia menilai, keberadaan AK malah mengancam perguruan tinggi. Kemudian istilah akademi pun dipertanyakan karena tidak pas dengan pendidikan yang sifatnya vokasional.
"Istilah 'akademi' ini rancu dengan institusi pendidikan yang telah ada. Juga tidak ada dalam UU Sistem Pendidikan Nasional," kata HAR Tilaar, guru besar emeritus Universitas Negeri Jakarta.
Sedangkan Direktur Eksekutif Institute for Education Reform di Universitas Paramadina Mohammad Abduhzen mengatakan, akan lebih baik apabila AK diganti menjadi kursus yang diformalkan atau balai latihan kerja seperti sudah ada selama ini.
"Jika tujuannya untuk menyerap lulusan yang tak dapat melanjutkan ke S1, bisa juga memodifikasi politeknik yang sudah ada. Tak perlu membuat institusi pendidikan baru," ujar Abduhzen.
(Gloria Samantha. Sumber: KOMPAS)

Minggu, 05 Agustus 2012

Akademi Komunitas Negeri Mataram


Berdasarkan hasil tim verifikasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi KEMENDIKBUD RI yang dilaksanakan pada bulan mei tgl 26 - 28 Mei 2012,
SMK PP Negeri mataram ditetapkan sebagai penghantar pendirian akademi komunitas di kota Mataram Nusa Tenggara Barat.

Untuk tahun 2012 pemerintah menetapkan mendirikan 20 AK di seluruh Indonesia. Dengan dibukanya AK di NTB akan membuka kesempatan kepada masyarakat; untuk mengenyam pendidikan tinggi berbasis vokasi.
Akademi Komunitas ini akan membuka program studi sesuai untuk memenuhi kebutuhan lokal pada bidang yang dibutuhkan.
Keberadaan Akademi komunitas NTB perlu dukungan semua pihak karena sistem pendidikannya memberikan peluang kepada semua lapisan masyarakat yang mau mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan dalam waktu yang tidak terlalu lama sebagai bekal memasuki dunia kerja.
untuk tahun pertama / tahun anggaran 2012 perencanaan pendirian mendapatkan pendampingan dari Politeknik Negeri Bali (PNB) dengan kegiatan pematangan dan penyusunan kurikulum, penyiapan SDM (tenaga pendidik dan tenaga pendidikan), sarana dan prasarana, dan pembuatan site plan untuk pembangunan fisik gedung.
adapun program studi yang akan dibuka untuk tahun pertama ini yaitu Pengolahan hasil Pertanian dan Usaha jasa Wisata, Serta Argo Wisata. untuk sementara kegiatan dipusatkandi SMKPP Negeri Mataram.
Sesuai Undang - Undang perguruan tinggi yang baru disahkan DPR,
Akademi Komunitas ini merupakan tambahan bentuk perguruan tinggi disamping yang sudah ada (Universitas, Institut, Sekolah tinggi, Akademi, Politeknik)